MAPALA - MIPALA FMIPA UNTAN

SELAMAT DATANG.

Motto Organisasi MIPALA

Alam adalah tempat untuk menguji kepribadian dan keteguhan hati seseorang Alam tidak akan hidup tanpa adanya orang-orang yang berfikir dan menghargainya.

IKRAR MIPALA

Kami menjadi satu dalam nafas Pencinta Alam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura dan rela berkorban dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai akademis, baik di dalam maupun di luar kampus.

Organisasi MIPALA

Alam adalah tempat untuk menguji kepribadian dan keteguhan hati seseorang Alam tidak akan hidup tanpa adanya orang-orang yang berfikir dan menghargainya

Underwater

Menikmati keindahan laut siapa yang tidak ingin namun semua tergantung kesiapan kawan-kawan,Dasar Snorkling, yang biasa juga disebut dengan skin diving harus dimiliki.

APA MANFAATNYA MENGAJAK ANAK BERPETUALANG DI ALAM BEBAS???

Sumber foto : 

Mengajak anak-anak kita berwisata di alam bebas bisa menjadi alternatif mengisi liburan yang menyenangkan sekaligus bernilai positif dan memberikan pengalaman baru bagi putra-putri kita. Mengajak mereka pergi ke gunung, menjelajah hutan/ cagar alam, bermain di pantai, snorkeling di laut, berenang di danau atau pun berarung jeram (rafting) di sungai bukanlah kegiatan yang berbahaya jika kita lakukan dengan benar dan dengan persiapan yang baik.


Dilakukan dengan benar, artinya kita tetap mematuhi ‘rambu-rambu’ yang ada, atau sesuai dengan “SOP” ( Standard Operating Procedure ). Rambu-rambu ini bisa kita ketahui dengan berkonsultasi kepada penyelenggara tour, pemandu wisata, ataupun melalui Pusat Informasi Wisata dari tempat yang kita kunjungi. Dari mereka kita bisa mengetahui do and don’t nya.

Membawa anak-anak melakukan kegiatan di alam bebas dan menikmati petualangannya akan meningkatkan kemampuan mereka dalam hal kemandirian, survival, adaptasi, dan berempati terhadap lingkungan sekitar. Nilai-nilai edukasi juga bisa langsung kita aplikasikan dengan mengajak mereka berdiskusi tentang apa yang dilihatnya saat itu. Banyak manfaat dan ilmu pengetahuan yang bisa kita pelajari dari alam sekitar.


Manfaat yang diperoleh dari kegiatan alam bebas
Berbagai manfaat positif bisa kita dapatkan jika kita mengajak anak kita untuk beraktifitas di alam bebas. Selama memperhatikan dan mengikuti peraturan yang ada, kegiatan alam bebas akan menjadi kegiatan positif yang aman, menyenangkan dan memberikan banyak manfaat, antara lain:

1. Menambah pengetahuan & pemahaman anak tentang alam. Beragam flora dan fauna yang belum pernah dilihat sebelumnya tentu saja akan menambah wawasan mereka.
2. Merangsang anak menjadi lebih responsif terhadap lingkungan sekitar sehingga anak lebih berempati.
3. Melatih kecerdasan motorik. Saat melakukan berbagai aktifitas outdoor, otomatis seluruh bagian tubuh akan bergerak.
4. Meningkatkan kebersamaan dan kekompakan. Pada umumnya dalam kegiatan outdoor/ alam bebas orangtua akan melibatkan diri terhadap aktifitas anak. Disinilah seluruh keluarga yang mengikuti kegiatan akan menemukan quality time.

5. Memacu semangat dan kreatifitas.


6. Berani mencoba hal baru, secara psikologis akan menambah rasa percaya diri anak

7. Belajar untuk survive (bertahan hidup). Pengalaman baru akan membuat anak beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam kondisi tertentu, anak akan dihadapkan pada kenyataan untuk survive.


8. Memperkenalkan dan Menumbuh kembangkan kecintaan dan kepedulian anak terhadap alam dan lingkungan hidup dengan cara/ metoda yang sederhana disesuaikan dengan tingkat usia anak. Dengan pendekatan dan menggunakan bahasa anak akan jauh lebih effektif.


9. Proses awal Pembentukan dan Pembinaan mental-karakter anak serta yang terpenting adalah mendidik anak-anak kita agar senantiasa bersyukur dengan segala anugrah yang telah Tuhan berikan melalui keindahan alam ciptaan Nya

Menurut Howard Gardner – seorang professor psikologi dari Harvard University, manusia memiliki 8 kecerdasan majemuk, yaitu: Kecerdasan Matematis/Logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis.Melakukan kegiatan petualangan di alam bebas, bisa menstimulasi, mengasah beberapa kecerdasan pada anak, yaitu diantaranya kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.


kecerdasan kinestetik
: melakukan petualangan alam bebas identik dengan melakukan gerakan. Mereka mungkin akan merangkak, berjalan, melompat, menunduk, berlari, berenang, dsb. Dengan melakukan itu semua, kecerdasan kinestetik mereka akan terasah. 

Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.

Kecerdasan intrapersonal: 

adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bersikap, berperilaku sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh diri kita tersebut. Pemahaman yang dimaksud berhubungan dengan kelemahan-kelebihan yang dimiliki, mood yang dialami, keinginan, kemampuan, dll.  Dengan berpetualang ke alam bebas, anak memiliki kesempatan mengasah kecerdasan ini. Anak akan dilatih mengukur kemampuannya ataupun "menantang keterbatasannya" dan melakukan yang terbaik yang bisa dilakukannya. Anak juga belajar menjadi mandiri, realistis terhadap situasi, dan belajar bersikap dalam menghadapi segala keberhasilan maupun kondisi yang kurang menyenangkan baginya (misal saat anak terjatuh).

Kecerdasan interpersonal:
kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok. Berpetualang, jamak dilakukan bersama orang lain, walaupun bs juga dilakukan sendiri. Dengan berpetualang ke alam bebas, kecerdasan interpersonal akan terasah, seperti: berlatih bergaul/mengahadapi orang lain dalam berbagai situasi, beradaptasi dengan lingkungan/masyarakat baru, belajar terlibat/berpartisipasi dalam kegiatan berkelompok, dapat berempati pada orang lain.
Lantas bagaimana jika kita ingin mengajak anak berlibur dengan kegiatan alam? Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan agar si anak benar-benar menikmati kegiatannya dengan senang dan aman? Kegiatan alam bebas yang bisa kita pilih bersama anak antara lain:

• Ke pantai. Anak-anak dan orang tua bisa melakukan kegiatan seperti : berenang, snorkeling, kemping, main pasir dan memancing
• Ke (mendaki) gunung atau bukit. Jika berpikir lelah untuk mencapai puncak gunung ( bukit) , kita sekeluarga bisa berkemah di kaki gunung ( bukit ), atau trekking / hill-walking di pagi hari sambil mencium segarnya udara pegunungan sekaligus menikmati pesonanya pemandangan sekitar gunung
• Ke sungai/danau. Uji adrenalin dan membebaskan suara kita sekeluarga berteriak lepas saat kita menikmati jeram sungai ketika kita sedang ber arung jeram (rafting). Kita benar-akan akan dihadapkan pada situasi untuk tetap kompak dengan keluarga agar perahu tidak oleng. Jika masih ragu dengan arung jeram, kita masih tetap bisa bermain air ataupun memancing.
• Outbond. Melatih keberanian dan rasa percaya diri anak. Kini banyak operator outbond yang mempunyai wahana dari yang sederhana hingga ekstrem.
Persiapan apa saja yang harus dilakukan orangtua?

- tentukan lokasi petualangan, apakah pantai, sungai, gunung, bukit, lembah, desa, air terjun, dsb?

- banyak pertimbangan dan persiapan yg dapat dilakukan oleh orang tua, misalnya, apakah anda dan pasangan (ortu) adalah pasangan yang biasa berpetualang di alam bebas, ataukah seorang pemula (pertama kali mencoba berkegiatan berpetualang). Jika anda dan pasangan seorang pemula, maka, sebaiknya pilihlah lokasi petualangan yang aksesnya cukup mudah dan tidak terlalu jauh dari jalan utama/raya. Bisa jadi, anda sendiri tidak terlalu menikmatinya dan memutuskan untuk berpindah haluan, maka akan mudah bagi anda untuk kembali dan mencari tempat menginap yang "lebih nyaman" atau "less adventure" bagi anda;

- Lakukan lah persiapan2, seperti: cari tahu/informasi selengkap mungkin mengenai lokasi yang akan dituju. Internet, buku buku tentang destinasi wisata alam bebas, misalnya, akan sangat membantu. Dengan mengenali lokasi yg akan dituju, memudahkan kita membuat persiapan selanjutnya (berkemas barang bawaan yang diperlukan).

- persiapan selanjutnya adalah membuat daftar barang bawaan sesuai dengan tempat yang kita tuju. Jenis dan jumlah bawaan sangat tergantung dengan tempat yang kita tuju. tidak perlu membeli semua perlengkapan, jika anda belum memilikinya (misalnya kantung tidur), beberapa tempat lokasi petualangan, menyewakan barang barang yang dibutuhkan.

- jika anak sudah bersekolah, anak bisa dilibatkan dalam persiapan. termasuk menentukan pilihan kegiatan petualangan yang akan dijalani. Jelaskan pada mereka kondisi yang akan dihadapi. Hal ini akan membantu anak menyiapkan mental mereka akan apa yang akan dilakukan dan kemungkinan2 yang akan terjadi.

- karena kita berpetualang ke alam bebas, maka, bawalah barang2 dalam ransel, bukan koper, untuk memudahkan mobilisasi. Bungkuslah barang2 bawaan dengan kantong plastik, untuk mencegah barang2 tersebut menjadi basah, jika hujan turun dan kita masih berada di alam. bawalah barang barang seperlunya saja, tidak perlu berlebihan. Namun jangan lupa, obat obatan pribadi, dan biskuit kesukaan anak, dan mainan/barang yang anak tidak bisa tidur tanpanya.

- libatkan anak ketika "packing" sehingga anak mengetahui letak2 barang2 tersebut. Untuk anak2 yg lebih besar, dapat membawa sendiri ransel kecil, yang berisi barang barang inti anak, seperti jas hujan, jaket tipis, senter, makanan ringan, minum, topi, dll.

- bawalah peluit, ajari anak untuk menggunakan peluit pada saat saat emergency.

-biarpun ini sebuah petualangan, namun tak ada salahnya membuat itinerary akan kegiatan yang akan dilakukan. Usahakan tiba dilokasi sebelum gelap, sehingga anak memiliki waktu untuk beradaptasi dengan lingkungannya (terutama jika tempat menginap tidak ada listrik).

SELAMAT BERPETUALANG

Gaya Kepemimpinan dalam Suatu Organisasi

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
  1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
  2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
  3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
  4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
  5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,
  1. Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
  2. Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat berikut :
  • Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
  • Kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.
Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
  1. seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
  2. bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya
  3. ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi:
  • Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dilaihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain
  • Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.

Tipe-tipe Kepemimpinan :

1. Tipe Otokratik

Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
  • kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
  • pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
  • Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
  1. menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
  2. dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
  3. bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
  4. menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan,

2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

3. Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.4.

4. Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
  1. pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
  2. pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
  3. Status quo organisasional tidak terganggu
  4. Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
  5. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum. 

5. Tipe Demokratik

  1. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
  2. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
  3. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
  4. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia
  5. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.

 Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :

  1. Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
  2. Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang
  3. Sikap yang Inkuisitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
  4. Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
  5. Daya Ingat yang Kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
  6. Kapasitas Integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
  7. Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
  8. Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
  9. Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
  10. Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya.  Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
  11. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
  12. Kemampuan Menentukan Prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak strategik organisasional adalah “SWOT”.
  13. Kemampuan Membedakan hal yang Urgen dan yang Penting
  14. Naluri yang Tepat, kekampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
  15. Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, keterikan satu sama lain.
  16. Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
  17. Keteladanan,s seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
  18. Menjadi Pendengar yang Baik
  19. Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisonal, temporal dan spatial.
  20. Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
  21. Ketegasan
  22. Keberanian
  23. Orientasi Masa Depan
  24. Sikap yang Antisipatif dan Proaktif

 KERETAKAN DALAM ORGANISASI

Salah paham dalam menerima dan menafisrkan pesan.
  • Prosedur hubungan dalam organisasi tidak diikuti dengan benar. Misalnya, arahan dari pihak atasan langsung ke level paling bawah, tanpa mengambil peranan pihak tengah (middle level) dalam organisasi.
  • Kurangnya komitmen penuh dalam kerja organisasi. Aturan organisasi tidak dipahami dan dihayati pleh anggota organisasi.
  • Adanya kepentingan pribadi. Organisasi dipergunakan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
  • Permasalahan yang tidak kunjung selesai, sehingga tidak muncul kondisi organisasi yang nyaman.
  • Tidak adanya pembagian kerja dan juga pembagian keuntungan yang adil..
Keretakan dalam organisasi dapat menumbuhkan citra negatif, dengan permasalah yang saling terkait, antara lain :
  • Keretakan hubungan antara anggota organisasi.
  • Perselisihan yang terus berlarut-larut dan suasana organisasi yang muram.
  • Wujud sikap mementingkan diri sendiri.
  • Produktivitas organisasi merosot.
  • Ketidakstabilan organisasi akibat dari retaknya hubungan.
  • Penyalahsunaan kekuasaan, mementingkan diri sendiri

PEMIMPIN VISIONER

Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).
Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:
  1. Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and motivation.”
  2. Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat “relate skillfully”dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).
  3. Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision).
  4. Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan “ceruk” untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.

Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:

    1. Visualizing
.  Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
  1. Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
  2. Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
  3. Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu
  4. Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata“If it ain’t broke, BREAK IT!”.
  5. Taking Risks.  Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
  6. Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
  7. Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan  golongan tertentu.
  8. Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama  dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
  9. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau  tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
Burt Nanus (1992),  mengungkapkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan  kepemimpinannya, yaitu:
  1. Peran penentu arah (direction setter). Peran ini merupakan peran di mana  seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari “get-go.” Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
  2. Agen perubahan (agent of change). Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah.
  3. Juru bicara (spokesperson). Memperoleh “pesan” ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus “bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi.”
  4. Pelatih (coach). Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh “pemain” untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah “pencapaian kemenangan,” atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih,  lebih tepat untuk ditunjuk  sebagai “player-coach.”

Membuat Tali Busur


Tali busur adalah hal yang paling vital dari sebuah busur, tanpa perangkat ini, busur tidak dapat berfungsi. 

Tali busur dituntut untuk tetap kuat menopang tarikan dari kekuatan pegas kayu yang setara hingga berat 25 kg. Tali busur yang baik adalah tidak mudah rusak terkena gesekan dari pangkal anak panah. kuat dengan beban dan kuat terhadap gesekan, inilah yang membuat tali pada busur selalu sulit dibuat.


Untuk memenuhi keriteria sebuah tali busur yang standart  tersebut di perlukan bahan yang sesuai. Tali busur dapat dubuat dari berbagai macam bahan, dapat dibuat dari bahan alami seperti, akar pohon, kulit pohon, ekor kuda, bulu kambing dan lain-lain. Tali busur dapat dibuat dari bahan industri seperti tali rafia, tali senar plastik, atau tali dari bahan lainnya.


Setelah bahan ditentukan, anda tidak boleh sembarangan dalam menganyam bahan  tali busur  anda, karena hal ini juga akan mempengaruhi kekuatan dan keawetan bahan anda selama penggunaan nantinya.

Gambar berikut ini merupakan bentuk anyaman paling kuat dalam membuat busur:



Untuk mengaitkan tali anyaman anda pada busur anda dapat menggunakan simpul Morning hitch, Figure of eight, Running line,running bow line atau anda dapat memilihnya "di sini"

Ciri - Ciri Tumbuhan Penyelamat di Hutan

Aktivitas di alam terbuka sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca buruk, atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah, umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri-cirinya.
Kalau Agan mengaku pencinta alam yang doyan menempuh rimba atau mendaki gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.
Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia, Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan.

Tak beracun = dimakan satwa


Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan.
Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.
Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus sp.)
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili (Dioscorea aculeata), gembolo (Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.
Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa (Passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani (Melastoma sp.), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan

Hindari warna mencolok

Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.
Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.
Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.
Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.
Tahukah Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang (Volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.
Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.
Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 – 7 hari.
Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan “dipancing-pancing”. Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.
sumber: kaskus.us

Peralatan Panjat Tebing


Selain informasi tentang medan panjat, survey lapangan hendaknya dilakukan lebih awal. Peralatan yang akan digunakan hendaknya disiapkan dengan baik, sesuai dengan hasil survey yang dilakukan. Lakukan pemeriksaan peralatan terbaik dengan ceck list yang  terbaik pula. Perlu dilaksanakan dengan sempurna karena kurangnya sebuah peralatan, pemahaman mengenai pemakaian peralatan maupun cara perawatan peralatan akan mempengaruhi hasil suatu pemanjatan atau bahkan gagalnya suatu pemanjatan.

Berikut beberapa peralatan dasar yang hendaknya dipahami oleh pemanjat tebing pemula. 


Helmet
Helmet pada pemanjatan tebing berfungsi kurang lebih sama dengan helmet lainnya yaitu untuk melindungi kepala dari benturan.

Carnmantle
Carnmantle merupakan peralatan pengaman utama bagi pemanjat dari kejatuhan dengan jarak ketinggian tertentu. PanjangCarnmantle rata-rata adalah 50 meter.


Shoes/sepatu
Shoes untuk panjat tebing maupun panjat dinding memiliki kesamaan fungsi, yaitu untuk membantu kaki pemanjat berpijak pada permukaan rata dan melindungi kaki dari tusukan  tajamnya bebatuan maupun gesekan bebatuan yang kasar.

Magnesium bag
Magnesium bag merupakan sebuah tas kantung untuk menampung bubuk magnesium yang membantu pemanjat mengurangi basah pada telapak tangan ketika melakukan pemanjatan, sehingga dapat membuat pegangan pemanjat tetap stabil.


Sling
Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.


Body harness
Body harness merupakan peralatan panjat yang dikenakan pada tubuh. Body harness biasa digunakan untuk rescue dan flying fox .body harness membantu penggunanya untuk tetap dalam posisi duduk.


Seat harness
Seat harnes merupakan peralatan yang dikenakan oleh pemanjat untuk di kenakan pada pinggang dan memiliki banyak fungsi. seperti,mengaitkan body pemanjat pada tali pengaman. benda ini juga merupakan tempat dimana alat-alat panjat seperti piton, sling, carabiner, chock , maupun peralatan lain yang dibutuhkan.


Gloves/sarung tangan
Gloves akan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat maupun  rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan  tali pengaman.



Hammer
Hammer sangat dibutuhkan untuk pemasangan pengaman buatan berupa piton pada panjat tebing, cara membawa hammer  akan lebih mudah bagi pemanjat jika tali pada hammer disilangkan pada bahu pemanjat.



Carabiners
Carabiners  diciptakan untuk menggabungkan berbagai jenis peralatan. Carabiners  memiliki banyak bentuk dan variasi, umumnyacarabiners dibagi menjadi dua jenis, yaitu carabiner  non screw gate dan carabiner screw gateCarabiners  biasa dihubungkan pada tali maupun pengaman untuk pemanjatan, carabiner sangat kuat karena sebuah nyawa disandarkan pada carabiner ketika dilakukan suatu pemanjatan dari bahaya jatuhnya pemanjat dari ketinggian. Perlu diketahui bahwa setiap jenis carabiner memiliki keunggulan dan kelemahan. untuk lebih jelasnya dapat anda baca pada salah satu tulisan saya yang berjudul “carabiner(1)”.
 Quick draw/runner
Quick draw/runner merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.


Hand ascender
Hand ascender merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu pemanjat dalam menaiki tebing dan bertumpu pada bantuan tali, secara otomatis hand ascender  maupun jenis ascender lainnya akan mencatut tali jika diberi beban dan akan mudah digeser jika tidak memiiki beban.


Ascender handle
Ascender handle juga merupakan jenis ascender. Ascender handle merupakan pengembangan dari  hand ascender dengan fungsi yang dimiliki kurang lebih sama.



Rigger plate
Rigger plate berfungsi sebagai plat conector dari anchor point ke lintasan, karena dalam beberapa kasus dibutuhkan beberapa lintasan dalam satu (1) anchor point fix. Rigger plate terdiri dari sebuah plat yang memiliki beberapa lubang, yang dapat ditempati oleh lebih dari 2 pengaman.

Edge rollers
Edge Rollers Merupakan rope protector/pelindung tali  yang didesign untuk mencegah terjadinya friksi/gesekan antara tali dengan sudut bidang, dinding batu, dan sebagainya.



Padding
Padding berfungsi untuk memberi perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam, seperti gesekan tali dengan sudut tebing, dinding,dll. Padding terbuat dari bahan terpal, canvas, matras, karet tebal yang tahan terhadap gesekan.



Cams/ friends/ spring loaded camming device (SLCD)
Friends merupakan salah satu jenis pengaman sisip yang digunakan dalam panjat tebing, anda dapat menarik tuas baja yang membuat bagian ujung friends menyempit dan melepaskannya pada celah yang diinginkan. Friends sangat fleksibel, karena dapat digunakan pada berbagai ukuran celah/rongga.



Pitons
Pitons merupakan pengaman yang ditancapkan pada rongga-rongga tebing, piton memiliki empat jenis yaitu Bongs, Bugaboons, Knife-blades dan Angle.



Chock friends /tapered wedges/nuts
Nuts/Chock friends merupakan jenis pengaman sisip yang dimana cara penggunaannya dengan menyelipkan nuts pada sebuah rekahan yang sesuai. Nuts/Chock friends memiliki ukuran yang berbeda-beda untuk itu nuts biasanya tersedia dalam set.


Hexes/chock hexentris
Hexes memiliki fungsi yang sama dengan nuts tetapi hexes berbentuk tabung segi enam. Hexes tetap memiliki kekuatan yang baik walaupun agak sulit dalam penggunaannya. Hexes tersedia dalam beberapa ukuran.


Tricams
Tricams merupakan pengaman sisip selanjutnya. walaupun berbeda bentuk, tetapi fungsinya sama dengan nuts dan hexes. Pemakaiannya relatif sulit, tidak dianjurkan dipakai untuk pemula.



 Figure of eight
Figure of eight  termasuk salah satu Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur. Bentuknya menyerupai angka 8, ukuran dan bentuknya bermacam-macam, rate strange 3000 kg., menggunakan alat ini menyebabkan puntiran pada tali salah satu kelemahan alat ini ketika digunakan.



* Grigri.
Grigri juga termasuk salah satu Descender, gigri  adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur berfungsi sebagai alat belaying  dan descender. Dilengkapi dengan handle release untuk mengontrol kecepatan belaying maupundescending. Dilengkapi dengan handel agar pengguna dapat mengontrol kecepatan saat descending, dan mengunci automatis saathandel dilepaskan. Sebagai belay device, grigri dapat dengan mudah digunakan, karena pengguna dapat dengan cepat me-releaseataupun menarik apabila dibutuhkan. Selain itu alat ini dapat juga digunakan untuk ascending dengan tambahan kombinasi ascender.

Autostop
Autostop berfungsi sebagai desender dan ini di-design untuk pengereman automatissystem kerja pengereman automatis akan bekerja ketika handle kita lepaskan. Selain itu alat ini dapat juga digunakan sebagai alat belay (belay device) untuk menurunkan korban dari ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending dengan tambahan kombinasi ascender.





Jumlah setiap peralatan yang digunakan akan dipengaruhi  oleh jumlah pemanjat, tehnik pemanjatan maupun medan pemanjatan. Macam peralatan akan dipengaruhi oleh kesiapan pemanjat, baik kemampuan maupun antisipasinya. 

*Untuk pemanjat pemula sebaiknya tetap memasukkan vertical rescue dalam daftar list yang wajib dibawa. Setiap pemanjatan bagi pemula harus mengajak seseorang yang benar-benar memahami bagaimana mempersiapkan, melaksanakan, menyelesaikan pemanjatan hingga melakukan vertical rescue. 




*Gambar diambil dari google picture.