Teknik Dasar Navigasi Darat

Navigasi Darat diperlukan oleh semua yang bergelut dalam dunia petualangan, termasuk para pemanjat Tebing. Kegunaannya jelas sekali, untuk menentukan posisi tebing yang menjadi target pemanjatan, menentukan posisi kita, dll
DIFINISI & SEJARAH
NAVIGASI adalah cara menentukan kedudukan dan arah lintasan secara tepat. Pelakunya disebut NAVIGATOR.
Pada awalnya, navigasi yang diambil dari bahasa yunani yaitu NAVIS yang artinya Kapal/perahu dan  AGASI yang arinya Mengarahkan, dipakai hanya pada pelayaran, dengan tujuan untuk mengarahkan perahu agar tepat pada rute perjalanan yang direncanakan.
Setelah mengalami perkembangan demi perkembangan, akhirnya NAVIGASI dapat digunakan untuk di darat bahkan di udara dengan tujuan yang tidak jauh berbeda dari asalnya yaitu menentukan kedudukan dan arah lintasan secara tepat
PETA
Peta adalah Gambaran permukaan fisik bumi yang diproyeksikan pada bidang datar dengan ukuran yang diperkecil dan menggunakan perbandingan skala yang akurat, agar penggunanya mendapat gambaran dan informasi yang tepat mengenai daerah/medan dalam peta tersebut.
JENIS PETA
PETA GEOGRAFI :
Peta yang memuat informasi fisik bumi dan dibuat dalam skala kecil ( 1 : 1.500.000 dll) contoh: Atlas
PETA TEKNIK :
Peta yang memberikan gambaran tentang informasi penting dalam suatu pekerjaan yang sifatnya teknis, seperti Peta Jaringan Rel Kereta Api, Peta Geologi dll
PETA TEMATIK :
Peta yang memuat informasi tentang tema tertentu. Contoh : Peta Lahan Pertanian, Peta Kepadatan Peduduk dll
PETA TOPOGRAFI :
Peta yang digunakan untuk kepentingan navigasi, karena memuat informasi yang lengkap mencakup 4 ciri yaitu :
  1. Relief permukaan daratan
  2. Perairan
  3. Vegetasi
  4. Hasil Budaya Manusia
PROYEKSI PETA
Ada 3 proyeksi dalam peta topografi di Indonesia yang sering digunakan untuk kepentingan navigasi yaitu :
  1. PETA PROYEKSI LCO (Lambert Conical Orthomorphic) yang diterbitkan oleh tentara sekutu/ AMS (Army Map Service)
  2. PETA PROYEKSI POLIYEDER yang diterbitkan oleh pemerintah Jawatan Topografi (JANTOP) Hindia Belanda
  3. PETA PROYEKSI UTM (Univesal Transverse Mercator) yang diterbitkan oleh Bakorsurtanal (badan koordinasi survey tanah nasional) yang juga merupakan revisi dari terbitan AMS
Pada awalya, peta topografi yang digunakan di indonesia berasal dari peta buatan Hindia Belanda (POLYEDER). Peta tersebut kemudian dicetak oleh AMS (Army Map Services) menggunakan proyeksi LCO, hingga akhirnya Indonesia memetakan sendiri dengan menggunakan proyeksi UTM
INFORMASI TEPI PETA
Hal paling penting dalam membaca peta adalah mempelajari Informasi Tepi Peta, dimana dalam Peta Topografi Indonesia terbitan BAKORSURTANAL (badan koordinasi survey tanah nasional) dan JANTOP (jawatan Topografi) telah dibakukan
MACAM INFORMNASI TEPI PETA
Informasi Tepi Peta
Informasi Tepi Peta
IDENTIFIKASI PETA
Elemen pokok yang termasuk di dalam identifikasi peta terletk pada bagian atas meliputi
  • Keterangan Skala,
  • Keterangan Edisi,
  • Judul Peta
  • Nomor lembar
  • Nomor Seri Peta
SKLALA PETA
Adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak pada medan sebenarnya dengan Rumus :
Jarak di peta x Skala = Jarak sebenarnya
Skala peta 1 : 50.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 50.000 cm pada medan sebenarnya atau 500 meter pada medan sebenarnya atau 0,5 Km pada medan sebenarnya
Jadi seandainya jarak pada peta = 3 cm maka pada medan sebenarnya :
3 cm x 50.000 cm = 150.000 cm = 1.500 meter = 1,5 Km
LEGENDA PETA
Terletak di bagian kiri bawah, yang berisi tentang keterangan dari simbol-simbol yang digunakan pada peta tersebut, seperti bangunan, perkampungan , rawa, jalan, sungai, rel kereta api dll.
KARVAK
NAVIGASI DARAT_Page_04Garis khayal vertikal dan horizontal pada peta yang membagi area dengan luas yang sama yaitu 1km persegi pada medan sebenarnya
Langkah untuk menetukan karvak adalah
  • Sebutkan Judul Peta dan Lembar Peta
  • Sebutkan 2 angka terakhir dari paling kiri dari Absis (X)
  • Sebutkan 2 angka terakhir dari paling bawah dari ordinat (Y)
Apabila daerah yang dimaksud lebih dari 2 karvak maka cara penyebutannya : Nomor Peta, KV Garis Tegak 52 sampai dengan 54, Garis Datar 25 sampai dengan 27 atau
KV GT 52 s.d 54 GD 25 s.d 27
INTERVAL CONTOUR
Keterangan yang menyatakan selang jarak antara garis tinggi pertama dengan garis tinggi berikutnya yang terletak di bawah skala batang atau skala bar.
PEMBERIAN NOMOR PETA (Proyeksi LCO  Polyeder)
Meskipun peta yang paling mudah diperoleh copy nya adalah UTM namun pada praktek di lapangan, peta LCO dan Polyeder sering digunakan terutama pada operasi SAR yang melibatkan unsur udara atau laut.
LEMBAR PETA
Pada umumnya Lembar Peta di Indonesia mempunyai LUAS GAMBAR 37,1 cm X 37,1 cm Kecuali untuk daerah yang mendekati pantai, Terdapat Semenanjung yang menjorok.
Batas Wilayah Indonesia yang dipetakan adalah : 94˚40’BT s.d 141˚BT , 6˚LU s.d 11˚LS
Dari batas koordinat tersebut maka dapat kita ketahui bahwa luas wilayah Indonesia yang dipetakan adalah :
PANJANG WILAYAH DIPETAKAN    : 141˚BT – 94˚40’BT    = 46˚20’
LEBAR WILAYAH DIPETAKAN        : 11˚LS – 6˚LU    = 17˚
BATAS NEGARA YANG DIPETAKAN
Batas Barat Indonesia        : 94˚40’BT
Batas Timur Indonesia        : 141˚BT
Batas Utara Indonesia        : 6˚LU
Batas Selatan Indonesia    : 11˚LS
Sedangkan Titik 0˚ Indonesia (meridian Indonesia) terletak di Jakarta pada koordinat 106˚48’27,79”BT Koordinat ini disebut dengan LBD Jakarta
JBD (Jalur Bagian Derajat) dan LBD (Lembar Bagin Derajat)
JBD (Jalur Bagian Derajat) adalah pembagian suatu wilayah yang mempunyai lebar 20’ dan panjang 360˚ (1˚= 60’)
LBD (Lembar Bagin Derajat) potongan-potongan atau pembagian dari JBD yang mempunyai luas 20’ X 20’
Peta dengan skala 1 : 100.000    Luasnya adalah 20’x20’
Peta dengan skala 1 : 50.000    Luasnya adalah 10’x10’
Peta dengan skala 1 : 25.000    Luasnya adalah 5’x 5’
Maka
1 LBD = 20’ X 20’ = Peta 1 : 50.000 = Nomor Peta
Jadi :
1˚    = 60’
1 LBD    = 20’
1˚    = 60’ : 20’
1˚    = 3 LBD
Untuk Peta Skala 1 : 50.000 (10’ x 10’) dimana 1 LBD adalah 20’x20’
Dijadikan 4 Lembar Peta yaitu A,B,C,D (huruf Kapital)
Untuk Peta Skala 1 : 25.000 (5’ x 5’) dimana 1 LBD adalah 20’x20’
Dijadikan 16 Lembar Peta yaitu a,b,c,d sampai q (degan huruf kecil)
MENCARI LEMBAR PETA
Dari ketentuan tersebut di atas, maka kita dapat mencari lembar petra yang diperlukan hanya bersumberkan pada koordibnatnya saja, contoh
Sebuah pesawat Jatuh pada koordinat 4˚55’LU, 101˚ 45’ BT. Berapakah nomor peta yang aharus kita gunakan untuk menemukan titik tersebut?
Nomor LBD Lintang :
= 6˚LU – 4˚55’LU
= 360’ – 295’
= 65’
= 1˚ 5’
Maka :
65’ (1˚ 5’) X 3 (dapat juga dibagi 20’)    = 3 kelebihan 5’
berada pada Lembar 4 karena ada kelebihan 5’ (dinyatakan dengan angka romawi)
2.    Nomor LBD Bujur :
= 101˚ 45’ BT – 94˚40’BT
= 6105’ – 5680’
= 425
= 7˚ 5’
Maka :
425 (7˚ 5’) x 3 (dapat juga dibagi 20’) = 21 kelebihan 5’
Berarti berada pada Lembar 22 karena ada kelebihan 5’
Jadi Nomor Peta Yang digunakan adalah : 22 / IV – D
CONTOUR / KONTUR (Garis Ketinggian)
Adalah garis khayal di atas permukaan tanah pada peta dengan bentuk melingkar yang berkelok-kelok dimana saling berhubungan pada ujungnya (tertutup) yang menyatakan titik-titik dengan ketinggian yang sama dengan maksud :
a.    Untuk mengtahui ketinggian sutu tempat dari permukaan laut
b.    Untuk mengetahui bentuk medan yang sebenarnya dari suatu tempat.
Kontur (Contour) atau garis ketinggian
Kontur (Contour) atau garis ketinggian pada peta topografi
SIFAT KONTUR
  • Kontur yang lebh rendah ketinggiannya akan mengelilingi kontur yang lebih tinggi ketinggiannya
  • Kontur tidak akan saling berpotongan dan bercabang
  • Semakin rapat jarak kontur akan semakin terjal medan sebenarnya
  • Kontur yang menjorok ke luar (menjauhi pusat lingkaran) menunjukkan daerah punggungan
  • Kontur yang menjorok ke dalam (mendekati pusat lingkaran) menunjukkan daerah lembah
  • Kontur pertama sudah mempunyai harga atau nilai
  • Daerah yang terletak antara dua garis ketinggian yang sama tingginya tetapi terpisah tempatnya disebut dengan PELANA (SADEL)
  • Pelana yang terletak diantara dua gunung besar dinamakan PASS
PROYEKSI KONTUR
Pengertian sederhana dari kontur adalah aplikasi dari bentuk di alam sebenarnya yang multi dimensi ke dalam satu bidang datar (satu dimensi). Oleh sebab itu, gambar kontur dapat diproyeksikan untuk mengetahui gambaran medan yang akan kita hadapi.
proyeksi Kontur
proyeksi Kontur
TITIK KETINGGIAN / TITIK TRIANGULASI
Titik triangulasi adala titik pasti/mutlak suatu tempat yang digunakan oleh jawatan topografi dalam pengukuran ilmu pasti saat pembuatan peta.
Titik triaangulasi ditandai oleh sebuah tiang atau tonggak dengan tulisan dalam bentuk data tentang ketinggian tempat tersebut dihitung dari permukaan laut, sehingga semua orang dapat mengetahui pada ketinggian berapa mereka berada.
Alasan utama titik ketinggian ini dibuat, mengingat tidak menutup kemungkinan pada suatu medan/daerah terlalu sempit untuk digambarkan pada peta, sehingga diperlukan sebuah tanda untuk menentukan ketinggian tempat tersebut.
MACAM TITIK TRIANGULASI
TRIANGULASI
TRIANGULASI
TINGGI MUTLAK
Disebut juga dengan tinggi sebenarnya, yaitu ketinggian yang dihitung dari permukaan laut dengan satuan meter di atas permukaan laut (m dpl)
TINGGI NISBI
Yaitu ketinggian yang dihitung dari permukaan tanah di mana benda itu berada misalnya : tinggi pohon, tinggi bangunan dll
ARAH UTARA
Dalam peta topografi, kita mengenal 3 arah utara, untuk itu saat menentukan arah, harus memulainya dengan menentukan arah titik 0.
UTARA SEBENARNYA (TN = TRUE NORTH)
Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis meridian menuju ke kutub utara
true north atau Utara Sebenarnya
true north atau Utara Sebenarnya
UTARA PETA (GN = GRID NORTH)
Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis-garis tegak yang terdapat pada karvak
Grid North atau utara yang ditunjukkan peta
Grid North atau utara yang ditunjukkan peta
UTARA MAGNETIS (MN = MAGNETIC NORTH)
Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas yang selalu mengarah pada kutub magnetis bumi (poros bumi)
Magnetic North atau Utara Magnetis adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas
Magnetic North atau Utara Magnetis adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas
IKHTILAF
Disebut juga CONVERGENSI MERIDIAN yaitu penyimpangan sudut arah utara yang timbul karena ada perbedaan arah utara yang ditunjukkan oleh Kutub Utara, Kutub Magnetis dan Peta
IKHTILAF PETA
Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA SEBENARNYA dengan UTARA PETA baik ke Barat maupun ke Timur
IKHTILAF MAGNETIS
Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA SEBENARNYA dengan UTARA MAGNETIS baik ke Barat maupun ke Timur
Ikhtilap Magnetis atau IM
Ikhtilap Magnetis atau IM
IKHTILAF UTARA PETA
Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA PETA dengan UTARA MAGNETIS baik ke Barat maupun ke Timur dengan utara peta sebagai patokan
IUP atau Ikhtilap Utara Peta
IUP atau Ikhtilap Utara Peta
VARIASI MAGNETIS (VM)
Adalah perbedaan antara ikhtilaf magnetis pada waktu-waktu berlainan yang mengalami perubahan karena pengaruh dari rotasi dan revolusi bumi. Perubahan ini selalu diukur dan diperiksa akurasinya setiap 5 tahun
Contoh VM atau Variasi Magnetis
Contoh VM atau Variasi Magnetis
Pada peta topografi, VM biasanyta ditulis di bagian bawah untuk menentukan deklinasi dan VM. Disamping itu dinyatakan pula VM rata-rata tiap tahun.
Untuk mencari Ikhtilaf peta, harus dilihat dekat batas kiri/kanan peta dimana tertulis GRID DECLINATION yang artinya IKHTILAF PETA.
INCREASE & DECREASE
  • Bila VM bertambah dan makin bertambah tiap tahunnya, maka variasi tersebut dikatakan dengan istilah INCREASE
  • Bila VM berkurang dan makin berkurang tiap tahunnya, maka variasi tersebut dikatakan dengan istilah DECREASE
SUDUT PETA
Adalah sudut yang dibentuk oleh 2 buah garis (garis yang menuju utara peta dan garis yang terbentuk oleh kompas ke arah sasarannya)
SUDUT PETA
SUDUT PETA
Cara untuk mengukur sudut peta pada gambar di atas adalah :
  1. Dari titik A ke titik B, tariklah sebuah garis, dan dari titik A, tariklah sebuah garis lagi yang sejajar dengan arah utara peta.
  2. Hitung sudut yang terbentuk oleh kedua garis tadi dengan menggunakan bususr derajat atau menggunakan PROTACTOR yang merupakan perlengkapan navigasi.
  3. Penggunaan Busur dan Protactor pada dasarnya sama saja. Letakkan angka 0 di paling atas
PERHITUNGAN SUDUT PETA
Untuk menghitung sudut peta, digunakan rumus :
SUDUT PETA = SUDUT KOMPAS + IKHTILAF (UP – UM) Tahun Sekarang
UP-UM tahun sekarang disebut juga SPM (sudut peta magnetis) yaitu perubahan pada sudut peta dan sudut kompas tiap tahunnya sehingga perlu disesuaikan perubahannya pada tahu saat peta tersebut dibuat dengan tahun sekarang
CONTOH 1 :
Diketahui :
•    Peta Tangkuban Perahu No. 39/XXXIX-A skala 1:50.000
•    Tahun pembuatan 1942
•    Variasi Magnetis (VM)Increase 2’ ke timur
•    Ikhtilaf Magnetis (IM) 1˚20’ ke timur
•    Grid Declination/ikhtilaf peta (IP) 20’ ke arah timur
•    Sudut kompas 170˚
JAWAB
UP – UM tahun 1942    = IM – IP
= 1˚20’ – 20’
= 1˚ (SPM tahun 1942 adalah 1˚)
VM Increase = 2’ x (2009 – 1942)    (tahun sekarang dikuragi tahun pembuatan)
= 2’ x 67
= 134’
= 2˚ 14’
SPM 2009 = SPM tahun 1942 + Increase
= 1˚ + 2˚14’
3˚14’ (setiap sudut kompas harus ditambah 3˚14’)
Maka Sudut Petanya adalah 170˚ + 3˚14’ = 173˚14’
CONTOH 2 :
Diketahui :
•    Peta Ciwidey skala 1:50.000
•    Tahun pembuatan 1962
•    Ikhtilaf Magnetis (IM) 1˚30’ ke timur
•    Grid Declination/ikhtilaf peta (IP) 40’ ke arah timur
•    Variasi Magnetis (VM) 2’ Increase
•    Sudut kompas 30˚
JAWAB
UP – UM tahun 1962    = IM – IP
= 1˚30’ – 40’
= 90’ – 40’
= 50’
VM Increase  = 2’ x (2009 – 1962)    (tahun sekarang dikuragi tahun pembuatan)
= 2’ x 47
= 94’
= 1˚ 34’
SPM 2009        = SPM tahun 1942 + Increase
= 1˚34’ + 2˚14’
3˚48’ (setiap sudut kompas harus ditambah 3˚48’)
Maka Sudut Petanya adalah 30˚ + 3˚48’ = 33˚48’
SUDUT KOMPAS
Adalah sudut yang dibentuk oleh 2 buah garis garis (garis yang menuju utara magnetis dan garis yang terbentuk oleh kompas ke arah sasarannya)
PERHITUNGAN SUDUT KOMPAS
Untuk menghitung sudut kompas, digunakan rumus :
SUDUT KOMPAS = SUDUT PETA + IKHTILAF (UP – UM) Tahun Sekarang
CONTOH 1 :
Diketahui :
•    Peta Tangkuban Perahu No. 39/XXXIX-A skala 1:50.000
•    Tahun pembuatan 1942
•    Increase 2’ ke timur
•    Ikhtilaf Magnetis (IM) 1˚20’ ke timur
•    Grid Declination/ikhtilaf peta (IP) 20’ ke arah timur
•    Sudut Peta 173˚14’
JAWAB
UP – UM tahun 1942    = IM – IP
= 1˚20’ – 20’
= 1˚ (SPM tahun 1942 adalah 1˚)
Increase        = 2’ x (2009 – 1942)    (tahun sekarang dikuragi tahun pembuatan)
= 2’ x 67
= 134’
= 2˚ 14’
SPM 2009        = SPM tahun 1942 + Increase
= 1˚ + 2˚14’
= 3˚14’ (setiap sudut peta harus dikurangi 3˚14’)
Maka Sudut Kompasnya adalah 173˚14’ – 3˚14’ = 170˚
Karena Azimuth yang diperoleh < 180 Maka Back Azimuthnya adalah 170˚ + 180˚ = 350˚
AZIMUTH
adalah ANGKA YANG DITUNJUKKAN OLEH JARUM KOMPAS ) dengan kata lain disebut SUDUT KOMPAS
Sudut kompas/AZIMUTH, mempunyai sudut pembalik yaitu BACK AZIMUTH yang diperoleh dengan rumus :
BACK AZIMUTH = AZIMUTH + 180˚
jika azimuth < dari 180 maka BA = A + 180
jika azimuth > dari 180 maka BA = A – 180
MAKSUD DAN TUJUAN AZIMUTH & BACK AZIMUTH
1.    Menentukan arah perjalanan kita baik di medan sebenarnya maupun di peta
2.    sebagai cross check apakah perjalanan kita sesuai dengan rencana perjalanan yang telah ditentukan
3.    Sebagai arah awal dan akhir perjalanan
4.    Dengan menggunakan azimuth, resiko tersesat dapat diperkecil karena saat kembali, kita akan menggunakan arah yang sama dengan saat berangkat
KOMPAS
Adalah alat penunjuk arah mata angin yang bekerja berdasarkan medan magnet bumi, dimana jarum kompas selalu mengarah pada arah utara kutub magnetis bumi yang berada di sebelah utara Kanada.
JENIS KOMPAS
Jenis kompas untuk keperluan navigasi darat, dibedakan oleh 3 hal yaitu
1.    KEGUNAANNYA. Berdasarkan kegunaannya, dibedakan menjadi 2 yaitu
a.    KOMPAS ORIENTASI yaitu jenis kompas yang kegunaannya khusus untuk melakukan orientasi peta.Kompas jenis ini sebenarnya masih dapat digunakan untuk membidik, tetapi hasil bidikannya kurang akurat.
b.    KOMPAS BIDIK yaitu kompas yang penggunaannya khusus untuk menentukan Azimuth secara akurat di lapangan dan menentukan hal lain yang memerlukan pembidikan dalam Navigasi
2.    LINGKARAN DERAJAT. Perbedaan berdasarkan lingkaran derajat adalah cara kita melihat lingkaran derajat yang ada dalam kompas seperti pada Kompas Prisma, Kompas Lensa dan Kompas Cermin
3.    SISTIM KERJA. Inovasi baru di era digital untuk navigasi adalah GPS (Global Positioning System) yang bekerja berdasarkan signal yang dipancarkan oleh satelit (lebih dari 3 satelit) untuk mengetahui posisi kita serta arah perjalanan yang akan kita tempuh.
CARA PENGGUNAAN KOMPAS
1.    Buka bagian penutup kompas (untuk kompas yang ada penutupnya)
2.    Periksa bagian lensa/prisma jika ada kotoran, bersihkan sampai jarum penunjuk dan angka derajat terlihat dengan jelas
3.    Jauhkan kompas dari benda yang mengandung medan magnet (Pager, Telephone Selular, HT, benda-benda logam, Tiang listrik dll)
4.    Masukkan jempol tangan pada cincin taktis (untuk kompas bidik)
5.    Perhatikan posisi kompas harus selalu dalam keadaan datar permukaan air
6.    Bidik sasaran dan perhatikan SASARAN, CELAH BIDIK, GARIS BIDIK dan JARUM PENUNJUK DERAJAT SATUAN Harus berada pada satu garis lurus
7.    Tunggu hingga putaran jarum berhenti total, dan lihat angka yang ditunjukkan
8.    Catat angka tersebut kemudian cari sudut pembaliknya (back azimuth)
PERAWATAN KOMPAS
1.    Lakukan kalibrasi secara teratur (minimal 1 tahun sekali)
2.    Letakan kompas di tempat yang kering
3.    Untuk menghindari jamur pada lensa atau bagian lainnya, letakkan silicon gel pada tempat kompas agar tidak lembab
4.    Tempat pembungkus kompas sebaiknya terbuat dari kulit
5.    Jangan simpan kompas di dekat peralatan listrik atau benda-benda yang mengandung magnet.
JENIS-JENIS KOMPAS NAVIGASI DARAT
KOMPAS PRISMA
kompas prisma
kompas prisma
Kompas ini awalnya digunakan oleh kalangan militer. Diproduksi oleh Inggris, kompas jenis ini memiliki tingkat akurasi bidikan yang cukup tinggi. Jenis kompas ini bentuknya bulat dengan lingkaran derajat terbuat dari kulit kerang yang dimasukkan dalam Aquades sehingga memugkinkan lingkaran derajat brputar dengan tenang dan dapat berhenti cepat.
KOMPAS LENSA TYPE 9000
KOMPAS LENSA
KOMPAS LENSA
Pada prinsipnya sama dengan kompas prisma, kompas ini boleh dikatakan sebagai bentuk sederhana dari kompas prisma. Bagian prisma diganti dengan menggunakan besi dengan lensa pembidik pada lingkaran di atasnya.
KOMPAS ORIENTERING
ORIENTERING
ORIENTERING
Kompas jenis ini sangat praktis dan fleksible. Kompas ini haya digunakan untuk orientering / orientasi, namun dalam kondisi tertentu, jika terpaksa, kita dapar mrmpergunakannya sebagai kompas bidik dengan catatan hasil bidikan tidak presisi.
GPS (Global Positioning System)
GPS
GPS
Inovasi baru di era digital untuk navigasi adalah GPS (Global Positioning System). Alat ini menggunakan teknologi digital di mana cara kerjanya adalah mengirim signal dan menerima lagi pantulan signal yang dikirimnya ke 3 satelit secara acak, sehingga tingkat presisinya sangat tinggi. Namun GPS memiliki kelemahan. Jika berada di lembah atau di hutan yang lebat, alat ini tidak dapat digunakan. (bisa digunakan di daerah terbuka dengan luas minimal + 3 meter persegi)
BERJALAN MENURUT ARAH KOMPAS (MAN TO MAN)
Kadangkala di lapangan kita dituntut untuk berjalan sesuai arah kompas. Pada prinsipnya, untuk melakukan cara ini, sasaran bidik yang kita tentukan Harus Kontras dengan keadaan sekitarnya dan sesuai dengan jarak jarak pandang kita (misalnya Puncak gunung, Pohon Besar, Bangunan dll).
Namun pada kenyataan dilapangan, hal itu kadang sulit bahkan tidak memungkinkan untuk dilakukan terutama untuk daerah hutan tropis. Sebagai antisipasinya, kita menggunakan rekan kita sebagai sasaran bidikan kompas dengan jarak yang sesuai jarak pandang mata. Cara inilah yang kemudian dikenal dengan nama Man to Man. Cara ini ini bahkan dianggap cara paling efektif, karena dapat dilakukan siang dan malam (Kompas Malam).
LANGKAH-LANGKAH
1.    Ikuti urutan penggunaan kompas
2.    Tempatkan rekan kita sesuai perkiraan arah yang akan dituju sejauh mata memandang
3.    Catat Azimuth dan cari Back Azimuth nya, sehingga jika terjadi kesalahan sasaran, kita bisa kembali ke titik sebelumnya
4.    Buka kunci taktis (pada kompas prisma) putar hingga jarum utara magnetis berhimpit dengan angka 0 (ditadai dengan garis fosfor) lalu kunci dengan cara mengencangkan baut pada kunci taktis
5.    Mulailah berjalan sambil diperhatikan jangan sampai utara magnetis bergeser dari angka nol
6.    hitung perkiraan langkah saat menuju titik bidik dan catat
7.    ulangi langkah no 2 s.d 6 hingga sasaran utama yang kita tuju terlihat dan aman untuk dijadikan sasaran bidikan.
MENGHINDARI RINTANGAN
Saat melakukan cara tersebut di atas, sangat memungkinkan kita akan menemukan rintangan yang sulit bahkan harus dihindari seperti jurang, belukar, rawa, danau dll, maka cara untuk mengindarinya adalah sebagai berikut :
1.    lakukan orientasi medan, arah mana yang paling memungkinkan untuk menghindar
2.    Azimuth awal + 90˚ (jika arah kita ke kanan ditambah, jika ke kiri dikurangi)
3.    Berjalanlah mengikuti azimuth yang baru
4.    hitung langkah dan catat sampai rintangan terlewati
5.    putar kompas hingga kembali ke Azimuth Awal dan berjalanlah sesuai arah azimuth awal hingga rintangan terlewati
6.    jika pada langkah 2 Azimuth awal ditambah, maka sekarang dikurangi 90˚, dan jika pada langkah 2 Azimuth awal dikurangi, maka sekarang ditambah 90˚.
7.    Berjalanlah sesuai sudut kompas dengan hitungan langkah yang sama pada no 4
8.    kembalikan bidikan ke Azimuth Awal
MENGHADAPI RINTANGAN
MENGHADAPI RINTANGAN
ORIENTASI PETA DENGAN BANTUAN KOMPAS
Adalah cara mengarahkan peta pada posisi yang benar (menunjukkan arah utara) sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas antara keadaan di peta dengan medan sebenarnya. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.    Buka lembaran peta dan letakkan pada tempat yang datar
2.    Letakkan kompas orientering di atas peta tersebut dan sejajarkan utara kompas dengan utara peta
3.    pelajari dan amati keadaan medan dengan gambaran di peta secara seksama
Orientasi peta mutlak harus dilakukan sebelum memulai kegiatan/perjalanan, dengan tujuan agar jika terjadi perubahan pada tanda-tanda medan, kita dapat segera mengetahuinya. (misalnya tanda medan berubah total akibat bencana alam)
RESECTION
Adalah cara untuk mengetahui posisi kita pada peta dengan cara melakukan pembidikan ke arah 2 tanda medan atau lebih.
Langkah-langkah resection adalah :
1.    Hitung SPM tahun sekarang
2.    Orientasikan peta sesuai dengan langkah-langkahnya
3.    Carilah 2 tanda medan atau lebih yang benar-benar kita kenal baik di medan sebenarnya maupun di peta (misalnya puncak gunung, triangulasi, konstruksi bangunan dll)
4.    lakukan pembidikan dengan kompas ke titik pertama (sebut saja titik A) catat azimutnya dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
5.    Catat hasilnya dan cari Back Azimuthnya
6.    lakukan pembidikan dengan kompas ke titik kedua (sebut saja titik B) catat azimutnya dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
7.    Catat hasilnya dan cari Back Azimuthnya
8.    Tarik Garis pada peta dari titik A ke arah Back Azimuthnya
9.    Tarik Garis pada peta dari titik B ke arah Back Azimuthnya
10.    Perpotongan garis dari titik A dan B itulah merupakan POSISI KITA (kita senut C)
RESECTION
RESECTION
INTERSECTION
Adalah cara untuk mengetahui posisi satu tanda medan pada peta dengan cara melakukan pembidikan dari 2 tempat atau lebih dengan jarak tertentu.
Langkah-langkah Intersection adalah :
1.    Hitung SPM tahun sekarang
2.    Orientasikan peta sesuai dengan langkah-langkahnya
3.    Lakukan Resection dan cari titik kita (kita sebut A)  di peta
4.    lakukan pembidikan dengan kompas dari posisi kita (A) ke arah sasaran, catat azimutnya dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
5.    Pindah ke lokasi lain dengan jarak jangan terlalu dekat dengan posisi sebelumnya.
6.    Lakukan Resection dan cari titik kita (kita sebut B)  di peta
7.    lakukan pembidikan dengan kompas dari posisi kita (B) ke arah sasaran, catat azimutnya dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
8.    Tarik Garis pada peta dari titik A sesuai Azimuthnya
9.    Tarik Garis pada peta dari titik B sesuai Azimuthnya
10.    Perpotongan garis dari titik A dan B itulah merupakan POSISI SASARAN KITA (kita sebut C)
Intersection banyak digunakan pada saat operasi SAR hutan gunung, misalnya dalam operasi pencarian pesawat, di mana aplikasinya dilakukan oleh beberapa tim untuk membidik satu sasaran untuk mengetahui posisi sasaran di peta (misalnya reruntuhan pesawat) untuk kemudian dilaporkan pada posko pusat operasi
INTERSECTION
INTERSECTION
KOORDINAT
Adalah cara untuk menyebutkan atau menunjukkan suatu titik di peta (posisi kita, tanda medan, dll) dengan menyebutkan angka-angka yang ada pada garis tegak dan garis datar di peta. Ada dua jenis Koordinat yang digunakan dalam Navigasi yaitu :
KOORDINAT GEOGRAFIS ( GRATICULE)
Menentukan tempat dengan bantuan Garis Meridian/bujur dan lintang yang dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik, baik dari acauan Greenwich sebagai titik Nol maupun meridian lainnya
LANGKAH MENENTUKAN KOORDINAT GEOGRAFIS
1.    Cari batas barat (sebelah kanan) dan timur (sebelah kiri) serta batas paling utara (paling atas) dan selatan (paling bawah dari peta yang kita gunakan
2.    Ukur jarak dari Batas paling barat ke titik yang akan kita cari koordinatnya
3.    Pindahkan hasil pengukuran dalam cm tersebut ke satuan derajat, menit, detik (60cm = 1˚)
4.    Jumlahkan hasil pengukuran no 3 dengan batas Plaing Barat
5.    Jumlahkan Hasil No. 4 dengan Koordinat Meridian Jakarta (106˚48’27,79”BT)
6.    Hasilnya adalah Ordinat bujur.
7.    Ukur jarak dari Batas paling Utara atau Paling selatan (sesuai dengan letak peta di LU atau LS) ke titik yang akan kita cari koordinatnya
8.    Pindahkan hasil pengukuran dalam cm tersebut ke satuan derajat, menit, detik (60cm = 1˚)
9.    Jumlahkan hasil pengukuran no 8 dengan Batas paling Utara atau Paling selatan
10.    Hasilnya adalah Ordinat Lintang.
11.    Penyatuan No 6 dan No 10 adalah koordinat dari titik tersebut (yang disebutkan pertamakali adalah bagian Bujur baru kemuadian Lintang)
Contoh :
Batas Palig Barat Peta        = 5’ BT
Batas Paling Utara        = 6˚45 LS
Jarak titik A dari batas barat    = 7 cm = 7’
Jarak titik A dari batas Utara    = 15 cm = 15’
Maka Koordinat Titik A :
Batas Barat        = 5’ + 7’
= 12’
= 106˚48’27,79”BT + 12’
= 107˚00’27,79”BT
Batas Utara        = 6˚45’ + 15’
= 7˚ LS
MAKA KOORDINAT TITIK A : 107˚00’27,79”BT, 7˚ LS
KOORDINAT TOPOGRAFI (GRID)
Menentukan tempat dengan bantuan angka-angka yang ada pada Garis Tegak dan Garis Datar (KARVAK) dalam peta Topografi.
Sistim penomoran koordinat pada Peta Topografi dibagi 2 yaitu :
•    SISTIM 6 ANGKA (satu karvak dibagi menjadi 10 bagian)
•    SISTIM 8 ANGKA (satu karvak dibagi menjadi 10 bagian)
Pembagian karvak tersebut sudah ada di salah satu yang merupakan perelengkapan pendukung navigasi darat yang disebut dengan PROTACTOR
Untuk lebih presisi, sebaiknya selalu gunakan sitim 8 angka, terutama untuk peta dengan skala 1:50.000 dan 1:25.000
Karena pada skala ini luas satu karvak cukup besar untuk dibagi menjadi 100 bagian
8 ANGKA
8 ANGKA
Koordinat titik A di atas :
6 Angka (satu karvak dibagi 10 bagian)        : 755, 497
8 Angka (satu Karvak dibagi 100 bagian)    : 7550, 4970
Ingat, angka yang makin besar ke kanan adalah sumbu X dan makin besar ke atas adalah sumbu Y
Sebutkan dahulu Judul peta, Nomor baru kemudian Koordinat (X,Y)

KOORDINAT TOPOGRAFI (GRID) menjadi KOORDINAT GEOGRAFIS ( GRATICULE)
Dalam Operasi SAR, untuk memudahkan pembacaan dan penyamaan persepsi maka digunakan Peta yang sama dalam artian WILAYAH YANG DIPETAKAN dan No Lembar Peta sama.
Namun penyebutan koordinat terlebih jika melibatkan unit udara, atau tim darat yang menggunakan GPS, maka akan ada perbedaan dalam penyebutan koordinat. Untuk menjembataninya, kita perlu mengetahui cara merunah koordinat Grid/Peta/Topografi menjadi koordinat Geografi.
LANGKAH-LANGKAH :
1.    Tentukan koordinat peta dengan cara resection
2.    ukur dari garis batas paling kiri sampai ke titik hasil resection tersebut (dalam cm)
3.    Ukur jarak dari Batas paling atas atau paling bawah (tergantung letak peta di LU atau di LS) ke titik titik hasil resection tersebut (dalam cm)
4.    hasil perhitungan dipindahkan ke derajat, menit dan detik
CONTOH
UNTUK PETA :
Diketahui :
Peta Gn Tangkuban Parahu
Lembar             = 39/XXXIX-A
Skala                 = 1 : 50.000 = 37,1 cm = 10’
Koordinat peta         = 7960, 3465
Dari kiri peta ke koordinat    = 17,6 cm
Dari Batas Atas ke koordinat    = 23,7 cm
Koordiant Geografis :
Jawab :
Lihat Batas Paling Kiri misalnya 107˚ 20’
Lihat Batas Paling Atas misalnya 6˚ 40’
Mendatar    = (Jarak dari kiri ke koordinat : Luas Peta dalam cm) X Luas dalam menit
= (17,6 : 37,1 ) X 10’
= 4’ 45”
Koord Bujur    = Batas Paling Kiri + Mendatar
= 107˚20’ + 4’ 45”
= 107˚24’45” BT
Vertikal    = (Jarak dari Atas ke koordinat : Luas Peta dalam cm) X Luas dalam menit
= (23,7 : 37,1 ) X 10’
= 6’ 23”
Koord Bujur    = Batas Paling Atas + Vertikal
= 6˚40’ + 6’ 23”
= 6˚46’23” LS
JADI KOORDINAT GEORAFISNYA ADALAH 107˚24’45” BT , 6˚46’23” LS
Sampai di sini dulu…semoga bermanfaat
Sumber : http://blognyaogenk.blogspot.com